BALISTIK
Supporter Persiba yang kemudian melebur dalam satu komunitas bernama Balistik (Balikpapan Supporter Fanatik). Mereka inilah suporter fanatik Persiba. Memberi dukungan dan spirit saat Persiba bermain bagus dan menang ataupun ketika lagi sial dan seri atau kalah sekalipun.
Tak ada yang bisa membantah jika mereka suporter kreatif Persiba. Tak heran jika mereka masuk dalam jajaran suporter fanatik di tingkat nasional. Sebut misalnya Aremania di Malang atau The Jak, suporter Persija. "Balistik terbentuk awalnya dari keinginan teman-teman untuk memberikan dukungan ke Persiba. Kita mau memberi spirit, tidak hanya datang duduk dan diam. Kita ingin memperlihatkan wujud dukungan dengan bersorak sorai.
Makanya, Balistik kita dirikan," kata Suwanto yang kali ini terpilih sebagai ketua umumnya menggantikan ketua sebelumnya H. Kamaruddin. Awalnya, jumlah anggota Balistik an hanya sekira 100 orang. Namun melihat cara Balistik memberikan dukungan yang kretatif dan menghibur, satu persatu anak muda pun bergabung. Akhirnya saat ini, anggota tetap Balistik sudah lebih banyak lagi.
Bahkan jika dihitung dengan yang tidak terdaftar atau simpatisan,jumlahnya cukup banyak. "Alhamdulillah animo bergabung Balistik besar. Kita dari berbagai macam profesi yang mempunya keinginan sama mensupport Persiba. Mau pelajar hingga yang sudah kerja. Dia miskin atau pun kaya semua ada di Balistik," kata Arie anggotan Balistik dari elemen Balikpapaners. Kehadiran Balistik juga mengusung obsesi mulia.
Mereka tidak sepakat dengan aksi kekerasan di stadion bahkan di sejumlah wilayah di Balikpapan. Tak heran jika tujuan awal hadirnya Balistik juga lantaran adanya keinginan meredam perang kelompok di kota ini. "Kita tidak sepakat lagi dengan tawuran suporter. Awalnya juga untuk meredam keributan kelompok. Kita prihatin dengan perang kelompok suporter. Syukur setelah sebagian dari anak muda bergabung, perang kelompok pun hilang," timpal Wanto.
Tambah Spirit dan Mandiri
Disebut sebagai suporter fanatik lantaran mereka mampu memberikan spirit ke pemain Persiba dengan cara berbeda. Sorak-sorai mereka dibarengi gerakan badan, khususnya tangan membuat mereka tampil beda di stadion. Belum lagi puluhan lagu mereka nyanyikan di stadion membuat suasan menjadi lebih semarak. Untuk lagu, menurut Wanto, sudah tak terhitung jumlahnya yang mereka buat untuk membangkitkan spirit Beruang Madu.
Mereka memang suporter kreatif dan fanatik. Bahkan, mereka tidak rela membiarkan anak-anak Persiba bertarung sendiri. Mereka selalu ingin hadir ke stadion, meski jumlahnya dihitung jari hanya untuk memperlihatkan bahwa Persiba main dengan dukungan suporter. "Kita keliling Indonesia memberikan dukungan. Bahkan Kita sempat keluar daerah untuk mendukung Persiba," katanya.
Balistik yang juga aktif melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan, bazaar, ataupun bagi tazil di bulan Ramadhan . Khususnya dalam hal totalitas dukungan terhadap Persiba . Kebiasaan lama, di mana suporter masuk dengan gratis ke stadion menurut Wanto harus dihilangkan. "Kita mau tidak pilih kasih suporter. Tidak boleh ada kelompok suporter yang termarjinalkan. Balistik, biar ditawari berapa kita akan tidak akan masuk gratis.
Sementara ada kelompok suuporter yang difasilitasi alat dan gratis masuk. “Kami selalu menanamkan bahwa Balistik adalah suporter yang mandiri, kami ingin berusaha bagaimana Persiba maju dengan dukungan murni kami. smeoga Persiba mampu berprestasi baik kedepannya itu harapan kami,” tegasnya. Di mana kecintaan mereka. Biarpun berkembang, tapi mereka tidak didasari semangat dan kepedulian.
Kita sendiri selalu ada dan eksis karena kita punya semangat dan kemauan menyumbang. Kita ingin membantu Persiba. Makanya, kapan ada yang manjat dipecat. " katanya mencoba meyakinkan. Komitmen memberikan dukungan secara total ke Persiba itulah yang membuat orang tertarik bergabung.
Arie yang bergabung di awal terbentuknya komunitas ini mengatakan, awalnya, ia sama sekali tidak suka suporter. "Kenapa mereka ribut, dan membuat orang tidak konsentrasi menonton. Itu yang membuat saya tidak suka."
0 komentar:
Posting Komentar